Aku di lahirkan di desa kecil,dan masih kental dengan suasana pedesaan. Bahkan ketika aku masih kecil masih kental keluarga kami dengan adat kejawen. Masih banyak pohon besar yang di beri sesaji,masih banyak kegiatan membakar kemenyan jika malam jumat dan masih banyak tempat-tempat yang di keramatkan.
Ketika itu di kebun belakang rumah kami ada sepasang pohon asam jawa yg besar. Mungkin umurnya sudah belasan tahun. Pohon itu persis di tengah kebun,dan di sekitarnya banyak pohon bambu dan pohon jati. Mungkin tingginya sekitar sepuluh meter dan kebetulan sangat lebat daun dan buahnya. Kami melihat pohon itu sebagai pohon asam kebanyakan. Aku bahkan sering memanjatnya untuk mengambil buah asam yg ranum. Aku suka karena rasanya manis dan asem. Apalagi di waktu itu jarang kami menemukan pohon buah-buahan di desa kami kecuali jambu air,mete dan asam ini.
Namun siapa mengira ternyata pohon itu ada penunggunya. Kami sendiri tidak yakin ketika para tetangga sering melihat semacam lampu berwarna hijau menyala di pohon itu. Ketika di datangi sudah lenyap.
Salah satu tetangga juga pernah di takuti oleh adanya hantu berupa gulungan kain yang terurai dari atas ke bawah...hingga teriak teriak histeris.
Keangkeran itu ternyata semakin menjadi- jadi. Bapak juga pernah berkata di bawah pohon itu, "jika masih aneh aneh akan saya tebang kamu".
Beberapa hari tak ada hal yg aneh di pohon itu,saya juga melihat bahwa hanya pohon asam biasa.
Namun tak berselang lama ada tetangga yg ketakutan dan melapor ke bapak saya,karena ada orang tinggi besar sedang bernain-main lompat tali di antara pohon asam itu.
Aku juga mulai ketakutan jika jalan sendiri melewati pohon itu,aku mulai usul agar pohon itu di tebang aja,karena memang saya percaya ada hantunya. Bapak masih tenang-tenang aja tanpa komentar apapun.
Puncaknya ketika habis maghrib,Waktu itu bulan bersinar walaupun belum tanggal 15 atau purnama. Dan seorang tetangga melewati rumah kami melihat seorang perempuan dengan rambut terurai sedang bermain di dahan pohon asam. Waktu itu tetangga itu sempat memanggil-manggil karena tidak tahu bahwa yg bermain di dahan itu hantu. Di kirain ibu saya yg ada di atas dahan tersebut. Hal ini terungkap ketika pagi hari tetangga itu bertanya kepada ibu saya," Tadi malam habis maghrib kamu kog memetik asam untuk apa?...
Sontak ibu saya membantah,karena memang waktu itu kami tidak keluar rumah.
Akhirnya kesabaran bapak telah habis dan siang itu juga kedua pohon itu di tebang....
Dengan harapan tak ada kisah yg menakutkan lagi.
Malam hari setelah penebangan itu sekitar jam 2.00 pagi tetangga kami mendengar orang menangis dan merintih......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar